Minggu, 23 November 2008

pengaruh agama HIndu di Indonesia

adanya kontak dagang maupun politik menjadikan adanya kontak budaya dan menghasilkan kebudayaan baru namun tidak melenyapkan kepribadian budaya sendiri.
wujud pengaruh budaya tersebut :
1. Bahasa, dengan datangnya pengaruh budaya india, maka dipergunakan bahasa dari India terutama bahasa sankskerta. Bahasa Jawa kuno dan melayu kuno tetap dipakai, menambah perbendaharaan bahasa nusantara.
2. bidang aksara, jika semula penduduk nusantara masih "buta aksara"dengan datangnya pengaruh India dikenalnya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.
3. Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme.
Dengan masuknya agama Hindu - Budha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Budha yangberkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkretisme. tentu, temen-temen bertanya apa yang dimaksud dengan sinkretisme? Sinkretisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu - Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat Anda lihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

5.Peralatan Hidup dan Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.


Kamis, 20 November 2008

Proses masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha

A. Hindu
Sejarah Agama Hindu diawali dari kedatangan bangsa Arya dari Asia tengah (iran/persia/afganistan) pada tahun 1500 S.M. ke daerah lembah sungai Indus dan mendesak penduduk asli yaitu suku Dravida. Bangsa /suku Arya bergerak terus dan menyebar kearah tenggara dan memasuki daerah sungai Gangga dan Yamuna.di daerah tersebut terjadilah asimilasi budaya yang akhirnya melahirkan kebudayaan Hindu/ sindu.
Kata Hindu berasal dari kata Sindu/ Sind. Dimana kebudayaan Arya dan Dravida telah menyatu, dilafalkan dalam bahasa persia sebagai Hindi, dan Orang latin / yunani menamainya Indi/ India.
Kepercayaan bangsa /suku Hindi/ hindu adalah Polytheisme (menyembah banyak Tuhan/ dewa). Namun pada dasarnya mereka menyembah 3 dewa utama yang disebut Trimurti, yaitu : Brahmana (pencipta alam semesta), Wisnu (pemelihara alam), dan Syiwa (menguasai kematian ,kehancuran dan peleburan).
Kitab yang dibuat oleh para resi (Mahaguru) bangsa Hindu dinamakan Weda/Veda. Yang terdiri dari Reg weda, Samaweda, Yay(j)urweda, Atharweda. Yang intinya berupa syair syair atau doa-doa serta pujian pada sanghyang widi.
Inti ajarannya yaitu bahwa manusia dalam keadaan samsara sebagai akibat perbuatan pada masa lalunya. Manusia harus ber-reinkarnasi untuk memperbaiki hidup dan mencapai Moksa dan masuk nirwana.
Kehidupan masyarakatnya menganut 5 bagian kasta yaitu:
1. Brahmana : Para pemimpin agama/ biksu
2. Ksatria : Para raja dan bangsawan
3. Waisya : Para pengusaha /pedagang
4. Sudra : Para petani dan pekerja kasar
5. Paria :Gelandangan, pengemis dsb.(orang orang yang hina)
A.1. Proses Masuknya agama Hindu di Indonesia

Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jamam dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap Dewa-dewa.
Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra.

Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orang kepada para Dewa pada waktu itu. Jaman Brahmana ini ditandai pula mulai tersusunnya "Tata Cara Upacara" beragama yang teratur. Kitab Brahmana, adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Cara Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda.

Sedangkan pada Jaman Upanisad, yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan Saji saja, akan tetapi lebih meningkat pada pengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi-tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.

Selanjutnya, pada Jaman Budha ini, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama "Sidharta", menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.
Agama Hindu, dari India Selatan menyebar sampai keluar India melalui beberapa cara. Dari sekian arah penyebaran ajaran agama Hindu sampai juga di Nusantara.

Ada beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia:

1. Teori Waisya, dikatakan N.J.Krom bahwa Agama Hindu dibawa oleh para pedagang India yang melakukan aktivitas dagang ke Indonesia yang kemudian melakukan koloni dengan penduduk asli dan menyebarkan agama serta budaya India

2. Teori Ksatria oleh Moekerjee, bahwa para prajurit India yang melakukan penaklukan di berbagai kawasan termasuk Indonesia dan melakukan penyebaran budaya India.

3. Teori Brahmana, disebutkan Prof.Dr.F.D.K.Bosch bahwa kaum brahmana yang datang ke Indonesia melakukan penyebaran agama Hindu ke Indonesia dan melakukan interaksi dengan penduduk asli.

namun ketiga teori masih diperdebatkan ada satu teori yang memungkinkan

4. Teori Arus Balik, dinyatakan bahwa terdapat penduduk asli(pelajar) Indonesia yang melakukan perjalanan ke India belajar mengenai kebudayaan india dan kembali ke Indonesia kemudian menyebarkan budaya tersebut.

Rabu, 12 November 2008

MENGAPA BELAJAR SEJARAH?

  • sejarah membantu kita memahami perkembangan dunia di sekitar kita..
  • sejarah membantu kita untuk mengembangkan kemampuan memahami peristiwa, bersikap kritis, dan menyampaikan opini dengan benar
  • belajar sejarah melatih kita untuk berfikir dan memproses informasi
  • mempelajari peristiwa masa lalu adalah suatu hal yang menyenangkan, seperti melakukan perjalanan waktu
  • kurangnya pemahaman sejarah, akan membuat kita sulit memahami kondisi sosial di sekitar kita saat ini
  • sejarah membuat kita lebih menghargai orang-orang di masa lalu dan memotivasi kita untuk berbuat lebih baik