Senin, 19 Januari 2009

Kerajaan Kutai

Sebelum budaya India masuk di Indonesia belum ada kerajaan, yang ada hanyalah desa yang dipimpin seorang kepala suku. Orang tersebut dianggap memiliki kesaktian dan keistimewaan untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. Setelah budaya India masuk ke nusantara maka terjadi perubahan besar Kedudukan kepala suku digantikan oleh seorang raja sedang desa berubah menjadi kerajaan.

Kerajaan Hindu tertua di Indonesia adalah Kutai. Kerajaan ini diperkirakan terletak di Muarakaman di delta Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Informasi mengenai kerajaan ini didapat dari 7 buah batu bersurat (prasasti) berbentuk yupa. Yupa adalah tugu peringatan upacara kurban dan biasanya dipergunakan sebagai tiang untuk menambat hewan kurban. Yupa tersebut bertuliskan huruf pallawa yakni huruf yang digunakan oleh orang India selatan. Sebenarnya di dalam prasasti tersebut tidak tercantum angka tahun. Tetapi berdasarkan bentuk huruf yang digunakan para ahli memperkirakan bahwa prasasti itu dibuat sekitar tahun 400 M atau awal abad ke 5.

Dari salah satu prasasti yupa diketahui bahwa pemimpin pertama di wilayah itu adalah Kudungga. Nama Kudungga merupakan nama Indonesia asli. Dari penggunaan nama ini dapat diketahui bahwa Kudungga belum mendapat pengaruh India. Kudungga merupakan pemimpin suku yang kemudian berkembang menjadi kerajaan.

Putra Kudungga yang bernama Aswawarman merupakan pendiri Kerajaan Kutai. Nama Aswawarman menunjukkan telah adanya pengaruh India. Aswawarman dinobatkan menjadi raja dengan cara Hindu, dan diduga diangkat menjadi kasta tertinggi melalui upacara vratyastoma.

Aswawarman merupakan pendiri Kerajaan Kutai, karenanya ia disebut sebagai wangsakara. Aswawarman memiliki tiga orang anak yang disebut laksana api suci. Salah satu puteranya menjadi raja Kutai yang paling terkemuka. Ada sebuah Yupa yang ditulis oleh brahmana sebagai penghargaan kepada Mulawarman. Di sana dituliskan bahwa Mulawarman telah memberi sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana di tanah suci waprakeswara

Tidak ada komentar: